Sabtu, 08 Februari 2014
TUGAS ENGLISH RADIOLOGY 2
1. Refference acording fotocopy of book’s ISBN (2 books).
Resnick, M.D., Martin I. 1988. Current Trends In Urology Volume 4. United States of
America : Williams & Wilkins.
Garson, G. David. 1987. Academic Microcomputing A Resource Guide. New Delhi : Sage
Publications.
2. Website radiography international university.
Academy of medicine of Malaysia :
http://acadmed.org.my/ diakses pada tanggal 28-1-2012.
Nanyang Polytechnic :
http://www.nyp.edu.sg/ diakses pada tanggal 28-1-2012.
3. Website internasional hospital (radiology).
Parkway Hospital :
http://www.parkwayhealthradiology.com diakses pada tanggal 28-1-2012.
4. Journal radiography.
Source : http://www.radiographyonline.com/article/S1078-8174(12)00073-9/fulltext diakses pada tanggal 28-1-2012.
5. Abstract from internet.
Source : http://www.google.com/imgres?imgurl=http://blog.everydayscientist.com/wp-content/uploads/startnotes1.png&imgrefurl=http://blog.everydayscientist.com/?m%3D200904&h=731&w=701&sz=161&tbnid=lF7LMpBkdhW4HM:&tbnh=90&tbnw=86&zoom=1&usg=__3RkFxyJffq2ZuIxV2ZGGS26dNg0=&docid=XaK2XNzfFxMhMM&hl=en&sa=X&ei=bdfkUKPkFcnNrQfTyYCgBA&sqi=2&ved=0CD0Q9QEwAg&dur=258 diakses pada tanggal 3-1-2013.
6. Job Application and Curiculum Vitae.
ERA FRANSISKA
PERSONAL DETAILS
Full name : FRANSISKA, ERA
Age : 19 years old
Nationality : Indonesia
Address : Dept. Kesehatan RI. JL Hang Jebat III Bl. F3 12120 Jakarta, Indonesia.
Mobile : 089604110261
E-Mail : erafransiska@rocketmail.com
PROFILE
I’m a student of Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 2 now. I have studied in there 2 years since 2011. Altough just only a student I have got some experience to services the patient. I have got the experience from practice at laboratory with pantom when I still in the first year and then in the second year I have practiced in many hospital in Jakarta. I have met with much type of patient and service them from a patient that can follow my instruction until patient that cannot follow my instruction.
Skills Base
• Make Conventional Photo.
• Can use the Radiography Computer.
• Health from medical check up.
• Eager to give the best services for the patient.
• Mature and pleasant personality with a strong personal drive.
• Strong work ethic demonstrated by behavior and appearance with high standard of professionalism.
• Can work well in a team as well as able to effectively deliver results individually a team work player with good interpersonal and communication skills.
Academic Qualifications
• Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 2 : Radiology and Radiotherapy Technic 2011 – now
• SMAN 5 Palangka Raya : 2008 – 2011
• SMPN 2 Palangka Raya : 2005 – 2008
• SDN 8 Menteng : 2000 – 2005
• SDN Langkai 6 Percobaan : 1999 – 2000
• TK Adhiaksa XVIII : 1997 – 1999
Practice Experience at :
• RS Saint Carolus Jakarta
• RS Sioloam Kebon Jeruk
• RSUP Fatmawati
EFFUSI PLEURA PADA THORAX
2.1. Anatomi Fisiologi Thorax
Thorax terletak antara leher dan perut. Cavum thorax terdiri dari jantung, paru-paru, trakea, esophagus dan pembuluh darah. Rangka thorax dibentuk oleh columna vertebralis, tulang costae, cartilage costae, dan sternum. Tulang-tulang tersebutlah yang melindungi cavum thorax and beberapa organ abdomen. Cavum Thorax juga diisi oleh cavum pleura. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5-15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
2.2 Patofisiologi : “Effusi Pleura Pada Thorax”
a. Definisi Effusi Pleura
Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita.
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleura, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000).
Transudat merupakan filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh, terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorbsi cairan pleura terganggu yaitu karena ketidakseimbangan tekanan hidrostaltik atau ankotik. Transudasi menandakan kondisi seperti asites, perikarditis. Penyakit gagal jantung kongestik atau gagal ginjal sehingga terjadi penumpukan cairan. Sedangkan, eksudat adalah ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas. Sebagai akibat inflamasi oleh produk bakteri atau humor yang mengenai pleura contohnya TBC, trauma dada, infeksi virus. Efusi pleura mungkin merupakan komplikasi gagal jantung kongestif. TBC, pneumonia, infeksi paru, sindroma nefrotik, karsinoma bronkogenik, serosis hepatis, embolisme paru, infeksi parasitik.
b. Penyebab Efusi Pleura
Penyebab efusi pleura transudat, antara lain gagal jantung kongestif, perikarditis, kelebihan cairan di jaringan tubuh menyebabkan cairan masuk ke rongga pleura, penyakit hati, Meig’s Sindrom, dialysis peritoneal, serta stadium awal obstrusi limfatik. Sedangkan penyebab efusi Pleura eksudatif adalah tumor pleura, tuberkolosis, pneumonia, metastasis kanker, emboli paru, infeksi viru/jamur/parasit yang melibatkan paru, penyakit abdomen, penyakit hati, trauma, penyakit pleura dan lain-lain.
c. Tanda dan Keluhan Efusi Pleural
Keluhan pokok yang biasanya dirasakan penderita adalah nyeri dada, sesak napas, batuk-batuk, panas, lebih senang tidur/baring ke satu arah (sisi yang berupa cairan). Keluhan-keluhan tersebut tergantung dari jumlah dan jenis cairan; kalau banyak atau purulent keluhan lebih berat.
Tanda-tanda pentingnya adalah, pada sisi yang sakit : Dinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggal. Vokal fremitus melemah. Pekak, batasnya merupakan garis lengkung dari medial bawah ke lateral atas di sebut garis Ellis-Damoiseau. Bunyi pernapasan menurun atau menghilang pada sisi yang sakit. Mediastinum terdorong ke sisi yang sehat, dapat di lihat/di raba pada trakea dan Iktus kordis berpindah ke sisi yang sehat.
Gambaran rontgent penderita Efusi Pleura
2.3. Penatalaksaanaan Prosedur Pemeriksaan Thorax
a. Alat-alat yang digunakan
1. Pesawat Sinar-X dan Control Table
2. Imaging Plate
3. CR
4. Marker R/L
b. Persiapan Pasien
Sebelum melakukan pemeriksaan, pasien diantaranya melakukan persiapan sebagai berikut :
1. Membawa surat keterangan dokter.
2. Pergi ke tempat ruang instalansi radiologi.
3. Menyerahkan surat keterangan dokter kepada administrasi radiologi.
4. Menyelesaikan administrasi sebelum melakukan pemeriksaan.
5. Masuk ke ruang radiologi.
6. Pasien wanita diminta berganti baju dan melepas BH serta asesoris yang dapat menggangu hasil gambaran rongent sedangkan pasien lelaki diminta untuk melepas baju serta melepaskan semua asesoris yang dapat mengganggu gambaran hasil rontgen.
7. Mengikuti prosedur pemeriksaan yang diberikan oleh radiografer.
c. Prosedur Pemeriksaan
Dalam kasus pemeriksaan efusi pleura agar gambaran klinis terlihat jelas maka proyeksi yang dilakukan adalah PA Erect, AP Erect dan Lateral Decubitus untuk mengukur volume cairan (sisi yang menempel disesuaikan dengan paru yang terisi dengan cairan).
1. Thorax PA Erect
• Pasien diposisikan erect menghadap bucky stand (kaset vertikal), MSL // garis tengah kaset.
• Kedua punggung tangannya diletakkan di atas panggul dan siku ditekan ke depan.
• FFD 150 cm, CR horizontal, CP pada MSL setinggi CV thoracal VI.
• Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh, berikan aba- aba : tarik napas, tahan! (Ekspose) Napas biasa!
Kriteria Gambar :
• Foto mencakup keseluruhan thorax, bagian atas: apeks paru-paru tidak terpotong.
• Bagian bawah: kedua sinus costophrenicus tidak terpotong.
• Diafragma mencapai iga ke- 9 belakang
• Kedua Os scapula terlempar ke arah lateral
• C.V. Thoracalis tampak s/d ruas keempat
• Tampak bayangan bronchus
• Foto simetris
• Tampak marker R/ L
2. Thorax AP Erect
• Pasien diposisikan erect menghadap tube, MSL // garis tengah kaset.
• Kedua punggung tangannya diletakkan di samping tubuh.
• FFD 150 cm, CR horizontal, CP pada MSL setinggi CV thoracal VI.
• Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh, berikan aba- aba : tarik napas, tahan! (Ekspose) Napas biasa!
Kriteria Gambar :
• Tampak gambaran thorax proyeksi AP
• Batas atas apex paru
• Batas bawah sinus costophrenicus
• Dinding lateral tidak terpotong
• CV TH sampai ruas ke empat
• Diafragma mencapai iga IX belakang
• Tampak bayangan bronchus
• Marker L / R & identitas pasien
• Foto simetris
3. Thorax Lateral Decubitus
• Pasien diposisikan lateral recumbent pada sisi kiri atau kanan
• Kaset dipasang vertikal dengan salah satu tepinya kira-kira 5 CM di
• Sisi lateral tubuh pasien diganjal bantal tipis
• Lengan yang dekat ke meja pemeriksaan lurus ke atas dan lengan yang satunya lagi memeluk kaset
• Tubuh pasien true lateral, kedua lutut fleksi untuk keseimbangan
• MSL // garis tengan kaset
• FFD: 150 CM, CR: horizontal, CP : pada MSL setinggi CV Thoracal VII
• Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh.
Kriteria Gambar
• Tampak gambaran Thorax proyeksi PA dengan sisi yang diperlukan tidak terpotong
• Bila memungkinkan foto simetris
• Bayangan lengan tidak menutupi paru-paru
• Ada marker L/ R
2.4. Bentuk Paru-Paru
Bentuk paru-paru biasanya sesuai dengan bentuk tubuh pasien, hal ini perlu diperhatikan dan berguna dalam pemilihan kaset agar hasil gambaran sesuai kriteria dan tidak terpotong. Dengan ini kita dapat menentukan kaset yang digunakan dan posisi kaset landscape atau portrait.
RADIOTERAPI KANKER OTAK
BAB II
ISI
2.1 Definisi Tumor Otak
Sebelum mengenali tumor otak kita perlu memahami struktur otak manusia terlebih dahulu. Otak merupakan organ tubuh penting yang mengatur segala aktivitas/gerakan tubuh manusia. Dalam satu detik, ada riburan hal yang terjadi dalam otak kita, baik yang terjadi secara sadar maupun tidak sadar.
Otak bisa multitasking karena semua aktivitas tersebut diatur oleh bagian otak yang berbeda (tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda). Secara umum, otak manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak (brain stem). Tiap bagian ini terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, di mana masing-masing bagian kecil tersebut terbagi lagi, dan seterusnya. Ruang antar bagian terisi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sedangkan bagian luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges) dan tulang tengkorak.
Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang salah satu dari bagian yang telah disebutkan sebelumnya pada otak. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ lainnya dapat terganggu, sehingga kematian dapat terjadi. Tumor otak bisa menyerang siapa saja, bahkan anak-anak dan remaja, namun pada umumnya tumor menyerang orang usia produktif atau dewasa.
2.2 Definisi Radioterapi
Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. Cukup banyak dari penderita kanker yang berobat ke rumah sakit menerima terapi radiasi. Kadang radiasi yang diterima merupakan terapi tunggal, kadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan/atau operasi pembedahan. Tidak jarang pula seorang penderita kanker menerima lebih dari satu jenis radiasi. Terapi radiasi yang juga disebut radioterapi, irradiasi, terapi sinar-x, atau istilah populernya "dibestral" ini bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker. Paling tidak untuk mengurangi ukurannya atau menghilangkan gejala dan gangguan yang menyertainya. Terkadang malah digunakan untuk pencegahan (profilaktik). Radiasi menghancurkan material genetik sel sehingga sel tidak dapat membelah dan tumbuh lagi.
Tidak hanya sel kanker yang hancur oleh radiasi. Sel normal juga, karena itu dalam terapi radiasi dokter selalu berusaha menghancurkan sel kanker sebanyak mungkin, sambil sebisa mungkin menghindari sel sehat di sekitarnya. Tetapi sekalipun terkena, kebanyakan sel normal dan sehat mampu memulihkan diri dari efek radiasi. Radiasi bisa digunakan untuk mengobati hampir semua jenis tumor padat termasuk kanker otak, payudara, leher rahim, tenggorokan, paru-paru, pankreas, prostat, kulit, dan sebagainya, bahkan juga leukemia dan limfoma. Cara dan dosisnya tergantung banyak hal, antara lain jenis kanker, lokasinya, apakah jaringan di sekitarnya rawan rusak, kesehatan umum dan riwayat medis penderita, apakah penderita menjalani pengobatan lain, dan sebagainya.
Terapi radiasi banyak jenisnya. Secara garis besar terbagi atas radiasi eksternal (menggunakan mesin di luar tubuh), radiasi internal (susuk/implant), serta radiasi sistemik yang mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Yang paling banyak digunakan adalah radiasi eksternal. Sebagian merupakan perpaduan antara radiasi eksternal dan internal atau sistemik. Kedua jenis radiasi kadang diberikan bergantian, kadang bersamaan. Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari, lima hari dalam seminggu, selama 6-7 minggu berturut-turut. Tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan penderita secara umum, dan pengobatan lain yang diberikan. Tetapi untuk keperluan paliatif (misalnya menghilangkan nyeri pada kanker yang bemetastasis ke tulang), biasanya cukup 2-3 minggu. Terapi itu sendiri setiap kali hanya berlangsung 1-5 menit. Penderita tidak akan merasakan apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih seperti menjalani foto Rontgen (X-ray). Tetapi selama menjalani terapi penderita harus diam, tidak bergerak sama sekali, agar pancaran radiasinya tepat mengenai sasaran. Untuk itu bisa dibuatkan masker atau penyangga agar bagian tubuh yang akan dilakukan radioterapi tidak berubah posisi.
Efek samping terapi radiasi tidak selalu muncul, tetapi ada yang mengalaminya, menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan kadang cukup parah. Ada yang merasakan beberapa hari/minggu sejak terapi dimulai (dan menghilang beberapa waktu setelah radiasi dihentikan), ada juga yang efek sampingnya baru muncul beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian, yang begini biasanya bersifat kronik/permanen. Berbeda dengan kemoterapi yang efeknya mengenai seluruh tubuh, khususnya sel-sel yang membelah dengan cepat, dan relatif sama dari satu orang ke orang lain, efek samping radioterapi berbeda-beda tergantung pada area tubuh yang diterapi. Yang paling umum adalah rasa lemah tak bertenaga, yang biasanya muncul beberapa minggu setelah radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya. Bisa karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri, kurang nafsu makan, atau capai karena setiap hari harus ke rumah sakit. Juga, selama radiasi tubuh membutuhkan banyak energi untuk memulihkan sel-sel sehat yang rusak. Setelah terapi dihentikan, efek ini lambat laun menghilang.
2.3 Teknik Tumor Otak dalam Radioterapi
Radioterapi Tumor diterapi melalui radioterapi konvensional dengan radiasi totalsebesar 5000-6000 cGy tiap fraksi dalam beberapa arah. Kegunaan dari radioterapi hiperfraksi ini didasarkan pada alasan bahwa sel-sel normal lebih mampu memperbaiki kerusakan subletal dibandingkan sel-sel tumor dengan dosis tersebut. Radioterapi akan lebih efisien jika dikombinasikan dengan kemoterapi intensif. Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sifat dan lokasi tumor otak seringkali menimbulkan proses desak ruang yang akan meningkatkan tekanan intrakranial, terlebih pada kasus metastasis tumor ganas pada intrakranial akan cepat menimbulkan edema serebri yang akan memperburuk tekanan intrakranial. Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive), sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin sedikit jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi. Perencanaan radiasi seperti 3-dimensional conformal theraphy, penggunaan multi leaf collimators dan IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) merupakan metode radiasi yang saat ini digunakan dan masih terus dikembangkan. Stereotactic Radiosurgery (SRS) merupakan metode radiasi yang bertujuan untuk memberikan dosis radiasi setinggi mungkin pada lesi jaringan otak dengan meminimalkan dosis yang diterima oleh jaringan sehat sekitar tumor. Digunakan alat leksel gamma knife yang menggunakan sumber radiasi Cobalt-60. Metode radiasi lain menggunakan sumber radiasi sinar X pada alat Linier accelerator (Stereotactic Radiotheraphy, SRT). Selain berbeda pada sumber, metode pemberiannya juga berbeda. Pada SRS radiasi diberikan dalam fraksi tunggal mengingat perencanaan dan pelaksanaannya yang lebih rumit, hal ini berbeda dengan SRT dimana radiasi dapat diberikan dalam beberapa fraksi. Baik SRS maupun SRT, berkombinasi dengan radiasi eksterna seluruh otak, terbukti memberikan hasil yang efektif. Sebanyak 94% dan 73% tumor terkontrol pada bulan ke 13 dan 26. Disamping tumor otak SRS dilaporkan juga memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan microsurgery pada kasus neuroma akustikus dalam hal timbulnya neuropati fasial dan trigeminus, lama perawatan, gangguan pendengaran serta kekambuhan. Lesi non maligna intrakranial lain yang tercatat dapat memberikan hasil pengobatan yang baik adalah arterio venous malvormation(AVM). Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) merupakan pengembangan metode konformal yang menjamin akurasi radiasi. Di negara maju penggunaan peralatan ini sudah merupakan hal yang biasa namun karena penggunaannya belum lama maka pelaporan yang dipublikasikan belum banyak dan masih kontroversi. Sebagai pengembangan IMRT saat ini telah beredar dipasaran peralatan cyberknife, sebuah alat dengan dasar kerja kombinasi antara teknologi robotik dengan radiasi.
LIVERPOOL VS ARSENAL 2014
Berita ini saya kutip dari :
TRIBUNNEWS.COM, LIVERPOOL - Liverpool unggul cepat 1-0 ketika menjamu Arsenal pada lanjutan Premier League di Anfield, Sabtu (8/2/2014). Gol Liverpool dicetak oleh Marti Skrtel pada menit pertama.
Martin Skrtel membuka keunggulan Liverpool ketika pertandingan baru berjalan 57 detik. Bek asal Slovakia itu menjebol gawang Arsenal setelah memanfaatkan tendangan bebas Steven Gerrard. Skrtel yang lolos dari pengawalan leluasa menyontek bola untuk membuat Wojciech Szczesny tak berkutik.
Gol Skrtel disambut meriah oleh pendukung Liverpool yang menghadiri acara Nonton Bareng Super Ball di Summarecon Mal Serpong. Sebaliknya sekelompok penggemar Arsenal memegang kepala mereka tanda kecewa.

Rabu, 22 Januari 2014
Pesawat Rontgen
MOBILE X-RAY UNIT
I.
Pengertian
Mobile
x-ray unit adalah jenis pesawat rontgen yang mampu bergerak dan mudah
dipindahkan kemanapun karena memiliki roda dan tiang tabung yang bisa dilipat
sehingga sangat mungkin bisa dimasukkan ke dalam lift untuk dipindahkan. Yang
harus diutamakan dalam penggunaan pesawat rontgen mobile adalah pelindung
radiasi.
II.
Bagian-bagian
Mobile X-ray Unit
Penggunaan
pesawat rontgen mobile diperlukan hanya untuk pasien yang sama sekali tidak
dapat dipindahkan dari ruang perawatan
untuk melakukan rontgen. Penggunaan pesawat rontgen mobile harus
mendapatkan izin dari rumah sakit terkait. Berikut adalah bagian-bagian dari
mobile x-ray unit :
1. Tabung
Sinar-X
Tabung sinar-X merupakan bagian pesawat
yang menghasilkan sinar-X. Di dalam
tabung sinar-X terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat
elektron-elektron dihasilkan. Katoda
terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran dari elektron-elektron
yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut bidang fokus
(focal spot). Bagian ini adalah tempat terbentuknya sinar-x.
2. Kolimator
Kolimator adalah bagian yang
membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesuai dengan luas dari objek yang dirontgen.
3. Lengan
Penopang
Lengan penopang adalah bagian yang
dapat diputar sehingga dapat disesuikan dengan posisi dan jarak objek yang akan
dirontgen. Lengan penopang memiliki berbagai gerakan.
4. Panel
Operasi
Panel operasi adalah bagian untuk
pengaturan tegangan tabung dan arus filamen. Bagian-bagiannya adalah sebagai
berikut : Indikator standby, display
kV, indikator ready, tombol
setting mAs, indikator x-ray,
display mAs, indikator
call service, tombol lampu, tombol power, kunci kontak, tombol setting kV dan generator tegangan tinggi.
|
5. Generator
Tegangan Tinggi
Generator tegangan tinggi adalah bagian yang
mensuplai tegangan tinggi ke tabung
sinar-x.
6.
Handswitch
Handswitch adalah saklar tangan yang
digunakan untuk proses pembangkitan sinar-x.
7.
Pegangan
Kemudi
Pegangan kemudi adalah pegangan yang
digunakan saat memindahkan pesawat.
8.
Box
Kaset
Box kaset adalah tempat untuk meletakkan
kaset saat pesawat dipindahkan.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan
yang terkait dengan mobile x-ray unit, yaitu sebagai berikut :
1.
Fungsi
Digunakan pada pasien yang tidak bisa diajak
kerjasama, biasanya pasien ruangan sehingga
mengaharuskan radiographer membawa pesawat ini ke ruang pemeriksaan.
2. Kapasitas
Kapasitas rendah biasanya 100 mA bahkan ada yang 50-60 mA
(Peraturan BAPETEN kapasitas pesawat rontgen tidak boleh kurang dari 100 mA).
3. Tingkat keawetan
Kurang awet karena jarang menggunakan variasi mA dan
sering mengalami goncangan ketika pesawat harus dibawa menuju ruangan pasien
yang akan diperiksa sehingga itu sangat berisiko pada kerusakan tabung sinar-X.
Hal ini mengharuskan pesawat diberikan perawatan.
4.
Proteksi radiasi
Proteksi
radiasi kurang karena pemeriksaan tidak dilakukan di ruang radiologi sehingga
jika menggunakan pesawat ini radiographer minimal harus membawa 2 macam alat
proteksi radiasi, misalnya apron dan shielding.
III.
Pengoperasian
Pesawat
1. Hubungkan ’steker’ ke ’stop kontak’ pada
dinding dan putar ’kunci kontak’ pada modus radiografi kemudian tekan tombol
power pada posisi ON. Indikator radiografi pada panel operasi akan menyala dan
set up akan berjalan otomatis. Jika sistem telah siap dioperasikan indikator
standby pada panel operasi akan berkedip-kedip.
2. Mengatur tengangan tabung (kV) dan perkalian
arus dan waktu ekposi (mAs) dengan menekan tombol setting kV dan mAs pada panel
operasi.
3. Mengatur medan radiasi yaitu dengan menekan
tombol lampu pada panel operasi atau pada kolimator kemudian putar knob untuk
mengatur luas objek yang akan diradiasi.
4. Tekan tombol preparation radiography pada
handswitch. Setelah sekitar satu detik indikator ready pada panel operasi akan
menyala dan buzzer akan berbunyi. Tekan tombol exposure pada handswitch untuk
membangkitkan sinar-x. Indikator x-ray
pada panel operasi akan menyala selama sinar-x dibangkitkan. Buzzer akan
berbunyi ketika pembangkitan sinar-x selesai.
5. Melakukan kembali langkah 2 sampai dengan
langkah 4 jika pesawat akan digunakan kembali.
6. Matikan power suplai yaitu dengan menekan
tombol power pada posisi OFF. Semua indikator pada panel operasi akan mati.
Posisikan pesawat pada tempat yang aman.
IV.
Perawatan
Pesawat
Perawatannya
cukup sederhana yaitu sebelum digunakan, pendingin ruangan dinyalakan agar suhu
udara sesuai dengan standar pengoperasian pesawat yaitu 20°C kemudian pesawat
dinyalakan beberapa menit untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan. Lakukan
prosedur pemeriksaan pada pasien sesuai standar. Selain itu, setiap tahun
pesawat harus dilakukan kalibrasi. Tujuannya adalah untuk menghindari
terjadinya kecelakaan radiasi baik pada pasien maupun pada peugas. Kalibrasi
pesawat dilakukan oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).
V.
Tujuan
Perawatan Pesawat
1. Memastikan pesawat dalam keadaan baik
sehingga pesawat selalu siap ketika akan digunakan.
2. Mendeteksi adanya kerusakan sebelum pesawat
digunakan sehingga dapat meminimalkan kecelakaan radiasi akibat kerusakan alat.
3.
Memperpanjang
umur pesawat.
VI.
Dasar-dasar Pesawat Rontgen
1. Tegangan line
Tegangan line adalah tegangan atau catu daya yang mensupply suatu alat/pesawat agar alat tersebut dapat berfungsi. Tegangan Line dapat berupa tegangan AC maupun DC. Tegangan Line AC pada umunya diperoleh dari tegangan PLN.
Tegangan line adalah tegangan atau catu daya yang mensupply suatu alat/pesawat agar alat tersebut dapat berfungsi. Tegangan Line dapat berupa tegangan AC maupun DC. Tegangan Line AC pada umunya diperoleh dari tegangan PLN.
2. Line Voltage Compensator.
Line Voltage Compensator (LVC) sering disebut juga Line Selector. LVC ini berada pada rangkaian awal dari power supply sebuah pesawat rontgen. Tujuan LVC ini adalah mengatur agar tegangan yang masuk ke pesawat Rontgen sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh pesawat itu sendiri. Terkadang tegangan supply yang dari PLN nilainya dapat kurang atau lebih dari standar, maka LVC ini mengaturnya agar sesuai yang akan dikomsumsi pesawat tersebut. Line Selector pada umumnya diatur secara manual oleh operatornya.
Line Voltage Compensator (LVC) sering disebut juga Line Selector. LVC ini berada pada rangkaian awal dari power supply sebuah pesawat rontgen. Tujuan LVC ini adalah mengatur agar tegangan yang masuk ke pesawat Rontgen sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh pesawat itu sendiri. Terkadang tegangan supply yang dari PLN nilainya dapat kurang atau lebih dari standar, maka LVC ini mengaturnya agar sesuai yang akan dikomsumsi pesawat tersebut. Line Selector pada umumnya diatur secara manual oleh operatornya.
3. Auto Trafo (Automatic Transformer).
Auto trafo bentuknya hampir sama dengan yang biasa, namun pada trafo ini jarang dijumpai adanya lilitan primer maupun sekundernya yang terpisah, lilitannya hanya lilitan tunggal yang terlilit pada inti besi, namun terdapat beberapa terminal pengaturan tegangan output.
Auto trafo bentuknya hampir sama dengan yang biasa, namun pada trafo ini jarang dijumpai adanya lilitan primer maupun sekundernya yang terpisah, lilitannya hanya lilitan tunggal yang terlilit pada inti besi, namun terdapat beberapa terminal pengaturan tegangan output.
4. Transformator.
Transformtor biasa disebut dengan kata trafo, gunannya adalah untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC. Pada hakekatnya trafo terdiri dari teras atau lempengan besi lunak yang disusun rapat ilitan primer dan lilitan sekunder. Lilitan primer adalah gulungan /lilitan kawat tembaga yang dialiri arus / tegangan yang masuk (input), sedangkan lilitan sekunder adalah gulungan kawat tembaga yang mempunyai tegangan output setelah inputnya diberi tegangan. Kenaikkan/penurunan tegangan output sebanding dengan perbandingan jumlah lilitan pada primer maupn sekunder.
Transformtor biasa disebut dengan kata trafo, gunannya adalah untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC. Pada hakekatnya trafo terdiri dari teras atau lempengan besi lunak yang disusun rapat ilitan primer dan lilitan sekunder. Lilitan primer adalah gulungan /lilitan kawat tembaga yang dialiri arus / tegangan yang masuk (input), sedangkan lilitan sekunder adalah gulungan kawat tembaga yang mempunyai tegangan output setelah inputnya diberi tegangan. Kenaikkan/penurunan tegangan output sebanding dengan perbandingan jumlah lilitan pada primer maupn sekunder.
5. Tabung
sinar x
Jenis tabung x dibedakan 2 jenis yaitu : Tabung rontgen degan anoda putar (Rotating anode) dan tabung rontgen dengan anoda diam (Stationary anode). Beberapa bagian yang terdapat pada tabung rontgen antara lain : Katoda, Anoda, Rotor (berada diluar insert tube), Stator, Target (piring anoda terbuat dari wolfram), Tangkai Molybdenum, Rumah tabung (tube housing, Expansion diaphragma, Tombol pengaman (safety switch), Tube windows( jendela tanung), Minyak pemdingin (olie trafo)
Jenis tabung x dibedakan 2 jenis yaitu : Tabung rontgen degan anoda putar (Rotating anode) dan tabung rontgen dengan anoda diam (Stationary anode). Beberapa bagian yang terdapat pada tabung rontgen antara lain : Katoda, Anoda, Rotor (berada diluar insert tube), Stator, Target (piring anoda terbuat dari wolfram), Tangkai Molybdenum, Rumah tabung (tube housing, Expansion diaphragma, Tombol pengaman (safety switch), Tube windows( jendela tanung), Minyak pemdingin (olie trafo)
6. Katoda
Merupakan tempat filamen yang terbuat dari kawat tungsten yang mempunyai titik lebur tinggi. Pada filamen terjadi emisi elektron akibat pemanasan filamen. Emisi elektron artinya terlepasnya elektron dari atom-atom bahan filamen tersebut (atom Wolfram) oleh karena panas yang terjadi pada filamen. Banyaknya elektron bebas dapat terjadi pada permukaan filamen tergantung pada pengaturan tegangan yang masuk ke filamen diatur melalui pengaturan tahanan (Rheostat). Disamping mempunyai kutub negatif, filamen juga dilengkapi alat pemusat elektron (focusing cup) pada ujung filamen.
Merupakan tempat filamen yang terbuat dari kawat tungsten yang mempunyai titik lebur tinggi. Pada filamen terjadi emisi elektron akibat pemanasan filamen. Emisi elektron artinya terlepasnya elektron dari atom-atom bahan filamen tersebut (atom Wolfram) oleh karena panas yang terjadi pada filamen. Banyaknya elektron bebas dapat terjadi pada permukaan filamen tergantung pada pengaturan tegangan yang masuk ke filamen diatur melalui pengaturan tahanan (Rheostat). Disamping mempunyai kutub negatif, filamen juga dilengkapi alat pemusat elektron (focusing cup) pada ujung filamen.
7. Anoda
Merupakan sasaran (target) yang akan ditembaki oleh elektron, dilengkapi dengan bidang focus (focal spot). Permukaan anoda membentuk sudut dengan kemiringan 45 derajat. Kemiringan ini untuk mendapatkan focus efektif agar sinar x yang keluar dari tabung dapat terarah.
Bahan anoda terbuat dari wolfram/tungsten, dg nomor atom 74 dan mempunyai titik lebur 3360 derajat Celcius, mempunyai keuntungan sebagai penghantar panas yang baik. Anoda ini juga berfungsi/merangkap sebagi kutub positif.
Merupakan sasaran (target) yang akan ditembaki oleh elektron, dilengkapi dengan bidang focus (focal spot). Permukaan anoda membentuk sudut dengan kemiringan 45 derajat. Kemiringan ini untuk mendapatkan focus efektif agar sinar x yang keluar dari tabung dapat terarah.
Bahan anoda terbuat dari wolfram/tungsten, dg nomor atom 74 dan mempunyai titik lebur 3360 derajat Celcius, mempunyai keuntungan sebagai penghantar panas yang baik. Anoda ini juga berfungsi/merangkap sebagi kutub positif.
8. Tube
Housing
Dinding bagian luar tabungdisebut rumah tabung ,erbuat dari metal, bagian dalamnya terbuat dari lapisan timbal (Pb), Fungsi dinding ini agar dapat menekan radiasi yang tidak dibutuhkan. Rumah tabung juga dilengkapi sambungan kabel tegangan tinggi yaitu kabel dari HTT. Tombol (safety switch dan Expansion diaphragma)
Pada beberapa tabung dilengkapi juga dengan alat pengaman terhadap panas yang berlebihan yang mungkin terjadi didalam tabung akibat proses pembangkitan sinar x tersebut. Alat pangaman ini disebut safety switch denganmemmanfaatkan alat membran yang terdapat pada expansion chamber).
Dinding bagian luar tabungdisebut rumah tabung ,erbuat dari metal, bagian dalamnya terbuat dari lapisan timbal (Pb), Fungsi dinding ini agar dapat menekan radiasi yang tidak dibutuhkan. Rumah tabung juga dilengkapi sambungan kabel tegangan tinggi yaitu kabel dari HTT. Tombol (safety switch dan Expansion diaphragma)
Pada beberapa tabung dilengkapi juga dengan alat pengaman terhadap panas yang berlebihan yang mungkin terjadi didalam tabung akibat proses pembangkitan sinar x tersebut. Alat pangaman ini disebut safety switch denganmemmanfaatkan alat membran yang terdapat pada expansion chamber).
9. Windows (jendela tabung)
Pada bagian dimana sinar dapat keluar disebut poet (window) ditutup dngan bahan yang terbuat dari kaca atau mika/plastik/acrylic yang fungsinya disamping dapat melewatkan sinar x , juga dapat menahan minyak trafo yang ada didalam tabung agar tidak dapat keluar.
Pada bagian dimana sinar dapat keluar disebut poet (window) ditutup dngan bahan yang terbuat dari kaca atau mika/plastik/acrylic yang fungsinya disamping dapat melewatkan sinar x , juga dapat menahan minyak trafo yang ada didalam tabung agar tidak dapat keluar.
10. Dinding
tabung
Tabung insert ini terbuat dari gelas pyrex yang
berfungsi untuk menempatkan filamen
dan target berada didalam ruangan hampa udara. Keadaan hampa udara ini
berfungsi agar elektron didalam tabung dapatdikendalikan, Tabung kaca yang
tinggi kevakumannya ini terendam dalam minyak trfao. Minyak ini berfungsi
sebagai bahan isolasi tegangan tinggi dan juga sebagai pendingin tabung
rontgen.
11. Rotor
Berfungsi agar anoda dapat berputar sampai 8000-9000
rpm. Keuntungan denga anoda putar antara lain pendinginan dpt lebih sempurna,
target elektron dapat berganti-ganti sehingga bisa awet.
12. Filter
tabung sinar-X.
Pada jendela tabung Rontgen ditempatkan / dipasang filter sinar x
Ada 2 macam filter, yaitu : Inhernt filter dan Additional filter:
- Inherent Filter.
Merupakan bahan-bahan yang dilalui sinar x setelah keluar dari target.
Inherent filter terdiri dari gelas/kaca (tabung sinar x, minyak trafo, acrylic jendela tabung, seluruhnya setara dengan ketebalan dari 0,5 – 1,0 mm aluminium.
- Additional Filter (filter tambahan).
Untuk setiap pesawat perlu mendapat tambahan filter yakni 1,5 mm – 2,0 mm ketebalan aluminium yang gunanya untuk dapat menahan sinar-x yang mempunyai panjang gelombang tertentu. Untuk itu ada ketentuan-ketentuan (tabel tertentu) didalam penggunaan filter tambahan ini sesuai dengan besarnya KV yang digunakan.
Pada jendela tabung Rontgen ditempatkan / dipasang filter sinar x
Ada 2 macam filter, yaitu : Inhernt filter dan Additional filter:
- Inherent Filter.
Merupakan bahan-bahan yang dilalui sinar x setelah keluar dari target.
Inherent filter terdiri dari gelas/kaca (tabung sinar x, minyak trafo, acrylic jendela tabung, seluruhnya setara dengan ketebalan dari 0,5 – 1,0 mm aluminium.
- Additional Filter (filter tambahan).
Untuk setiap pesawat perlu mendapat tambahan filter yakni 1,5 mm – 2,0 mm ketebalan aluminium yang gunanya untuk dapat menahan sinar-x yang mempunyai panjang gelombang tertentu. Untuk itu ada ketentuan-ketentuan (tabel tertentu) didalam penggunaan filter tambahan ini sesuai dengan besarnya KV yang digunakan.
13. Tabung
Rontgen
Tabung rontgen bila digunakan harus mempergunakan
alat yang dapat mengarahkan dan membatasi lapangan penyinaran berupa collimator
yang dapat diatur besar/kecilnya luas bidang pemaparan.
Persyaratan tabung sinar-X:
a. Terbuat dari Metalic dan pada bagian dalamnya dilapisi dengan timah hitam/timbal sehingga tahan panas terhadap sinar-x (x-ray proof)
b. Dinding tabung tahan akan goncangan (shock proof)
c. Harus mempunyai bahan isolasi (minyak trafo) dan tahan terhadap tegangan tinggi.
d. Pada tabung terdapat socket yang berhubungan dengan ujung kabel tegangan tinggi untuk anoda dan katoda.
e. Mampu menerima panas (Anoda heat storage capacity).
a. Terbuat dari Metalic dan pada bagian dalamnya dilapisi dengan timah hitam/timbal sehingga tahan panas terhadap sinar-x (x-ray proof)
b. Dinding tabung tahan akan goncangan (shock proof)
c. Harus mempunyai bahan isolasi (minyak trafo) dan tahan terhadap tegangan tinggi.
d. Pada tabung terdapat socket yang berhubungan dengan ujung kabel tegangan tinggi untuk anoda dan katoda.
e. Mampu menerima panas (Anoda heat storage capacity).
Kerusakan-kerusakan pada tabung:
a. Kerusakan pada tabung gelas (glass envelope).
1). Tabung gelas berubah warna, hal ini disebabkan pemakain yang lama, permukaan anoda (anoda) menipis akibat pemanasan filamen dan penumgukan elektron..
2). Tabung gelas pecah, karenatabung terbentur waktu digunakan terutama pada pesawat yang dapat dipindahkan (mobile).
3). Tabung gelas retak sehingga tabung tidak hampa udara lagi/kevakuman udara berkurang karena kemasukan udara (gassy).
a. Kerusakan pada tabung gelas (glass envelope).
1). Tabung gelas berubah warna, hal ini disebabkan pemakain yang lama, permukaan anoda (anoda) menipis akibat pemanasan filamen dan penumgukan elektron..
2). Tabung gelas pecah, karenatabung terbentur waktu digunakan terutama pada pesawat yang dapat dipindahkan (mobile).
3). Tabung gelas retak sehingga tabung tidak hampa udara lagi/kevakuman udara berkurang karena kemasukan udara (gassy).
b. Kerusakan pada Filamen.
1). Kawat pijar filamen putus, disebabkan terjadinya pemanasan yang berlebihan akibat terlalu lama menekan saklar ready atau pemanasan pendahuluan arus pada filamen terlalu besar..
2). Kemungkina putus juga dapat diakibatkan karena lamanya waktu expose terlalu berlebihan dari waktu yang diperkenankan.
c. Kerusakan pada anoda.
1). Permukaan anoda (target/ pada type stationary anode) sudah tidak rata lagi, sehingga sinar-x yang dihasilkan tidak dapat focus lagi.
2). Anoda tidak dapat berputas (pada type otating anode) kerna gulungan stator dan atau elektromotornya rusak.
14. mA
Selector ( pemilih mA)
Pada awal pengoperasian pesawat Rontgen hendaknya nilai dari satuan mA, KV diatur pada posisi minimum, terutama pada mA selektor sebaiknya pada posisi minimum dulu, hal ini dimaksdudkan agar filamen tidak mendapat arus secara tiba-tiba dengan nilai tinggi, sehingga filamen tidak cepat putus.
Pada awal pengoperasian pesawat Rontgen hendaknya nilai dari satuan mA, KV diatur pada posisi minimum, terutama pada mA selektor sebaiknya pada posisi minimum dulu, hal ini dimaksdudkan agar filamen tidak mendapat arus secara tiba-tiba dengan nilai tinggi, sehingga filamen tidak cepat putus.
15. kV Selector
Output pada Autotrafo menentukan besarnya tegangan tinggi yang dihasilkan (karena output autotrafo diberikan pada input HTT).
Output pada Autotrafo menentukan besarnya tegangan tinggi yang dihasilkan (karena output autotrafo diberikan pada input HTT).
16. Space Charge Convensator.
Apabila tegangan anoda naik, intensitas dari medan
listrik antara anoda dan katoda akan naik pula dan banyak elektron-elektron
lewat dalam muatan ruang, hal ini mengakibatkan muatan ruang akan berkurang.
Agar muatan ruang tadi sesuai dengan besarnya arus filamen atau dengan kata lain sesuai dengan harga arus tabung yang dikehendaki, maka dibuat rangkaian space charge compensation. Tujuannya agar walaupun tegangan antara anoda kita naikan atau turunkan, arus tabung tidak ikut naik atau turun. Jadi arus taung sesuai dengan harga mA selector.
Agar muatan ruang tadi sesuai dengan besarnya arus filamen atau dengan kata lain sesuai dengan harga arus tabung yang dikehendaki, maka dibuat rangkaian space charge compensation. Tujuannya agar walaupun tegangan antara anoda kita naikan atau turunkan, arus tabung tidak ikut naik atau turun. Jadi arus taung sesuai dengan harga mA selector.
17. Timer.
Timer berfungsi sebagai pewaktu (pengatur lamanya waktu) dalam melakukan expose (pemaparan) sinar-x. Timer dapat digunakan untuk pemeriksaan radiografy maupun fluoroscopy.
- Timer Mekanik.
Lamanya pemaparan dapat dicapai dengan waktu terpendek 0,25 detik. Timer ini bekerja secara mekanik dan biasanya dipakai pada pesawat Rontgen diagnostik yang berkapasitas rendah antara 10 mA – 50 mA.
- Timer Elektromotor.
Mengunakan motor shyncron sebagai penggerak untuk menghuungkan dan memutuskan arus. Waktu terpendek biasanya dicapai 0,02 detik. Timer jenis ini digunakan pada pesawat dengankapasitas 100 mA – 500 mA.
- Timer Elektronik.
Pada perkembangannya timer elektronik sudah memakai kemasan chips dalam integrasi (IC), waktu terpendek 0,003 detik. Timer jenis ini digunakan pada pesawat rontgen radiodiagnostik dan radiotherapy karena pengaturannya fleksibel.
Timer berfungsi sebagai pewaktu (pengatur lamanya waktu) dalam melakukan expose (pemaparan) sinar-x. Timer dapat digunakan untuk pemeriksaan radiografy maupun fluoroscopy.
- Timer Mekanik.
Lamanya pemaparan dapat dicapai dengan waktu terpendek 0,25 detik. Timer ini bekerja secara mekanik dan biasanya dipakai pada pesawat Rontgen diagnostik yang berkapasitas rendah antara 10 mA – 50 mA.
- Timer Elektromotor.
Mengunakan motor shyncron sebagai penggerak untuk menghuungkan dan memutuskan arus. Waktu terpendek biasanya dicapai 0,02 detik. Timer jenis ini digunakan pada pesawat dengankapasitas 100 mA – 500 mA.
- Timer Elektronik.
Pada perkembangannya timer elektronik sudah memakai kemasan chips dalam integrasi (IC), waktu terpendek 0,003 detik. Timer jenis ini digunakan pada pesawat rontgen radiodiagnostik dan radiotherapy karena pengaturannya fleksibel.
18. Spot Film Device.
Spot film merupakan suatu wadah/tempat untuk meletakkan kaset film rontgen yang digunakan pada pemeriksaan fluoroscopy (pada saat dibutuhkan pendokumentasian pada saat pemeriksaan tsb).
Spot film merupakan suatu wadah/tempat untuk meletakkan kaset film rontgen yang digunakan pada pemeriksaan fluoroscopy (pada saat dibutuhkan pendokumentasian pada saat pemeriksaan tsb).
19. Grid.
Grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeleminasi radiasi hambur agar tidak sampai ke film rontgen. Grid terdiri atas lajur-lajur lapisan tips timbal yang disusun tegak diantara bahan-bahan yang tembus radiasi (plastik, bakelit).
Grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeleminasi radiasi hambur agar tidak sampai ke film rontgen. Grid terdiri atas lajur-lajur lapisan tips timbal yang disusun tegak diantara bahan-bahan yang tembus radiasi (plastik, bakelit).
20. Collimator.
Kolimator dipasang pada unit tabung sinar x. Kolimator digunakan untuk mengatur luas bidang penyinaran yang dukehendaki. Sebelum dilakukan penyinaran luas bidang yang dikenai sinar x dapat diketahui, yaitu denga melihat luas bidang yang dapat dikenai oleh cahaya lampu yang keluar dari kolimator.
Kolimator juga dilengkapi dengan lubang tempat dipasang dan dibukanya filter tambahan sesuai dengan kebutuhan untuk mengatur kualitas sinar x
Kolimator dipasang pada unit tabung sinar x. Kolimator digunakan untuk mengatur luas bidang penyinaran yang dukehendaki. Sebelum dilakukan penyinaran luas bidang yang dikenai sinar x dapat diketahui, yaitu denga melihat luas bidang yang dapat dikenai oleh cahaya lampu yang keluar dari kolimator.
Kolimator juga dilengkapi dengan lubang tempat dipasang dan dibukanya filter tambahan sesuai dengan kebutuhan untuk mengatur kualitas sinar x
21. Meja Pemeriksaan pasien
Rontgen.
Meja pemeriksaan dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah, aman serta nyaman. Permukaan atas meja (top table) dapat digerakkan dengan elektromotor kearah atas atau tegak lurus (vertikal) maupun dalam posis datar (horizontal) dan posisi, miring ke belakang.
Perlengkapan meja antara lain :
a. Bucky (moving grid), yaitu alat untuk menyaring sinar X, dalam bucky terdapat juga kaset x ray, serta ada grid yang berfungsi untuk mengurangi radiasi sekunder.
b. Bucky dapat pula dengan foto timer untuk pengontrol waktu expose secara otomatis.
c. Pada Meja pemeriksaan dilengkapi dengan alat-alat fiksasi agar objek yang difoto tidak bergerak, alatnya antara lain : bantal pasir, (sand bags), bantal spons, ikat pingan penekan dan klem kepala.
Meja pemeriksaan dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah, aman serta nyaman. Permukaan atas meja (top table) dapat digerakkan dengan elektromotor kearah atas atau tegak lurus (vertikal) maupun dalam posis datar (horizontal) dan posisi, miring ke belakang.
Perlengkapan meja antara lain :
a. Bucky (moving grid), yaitu alat untuk menyaring sinar X, dalam bucky terdapat juga kaset x ray, serta ada grid yang berfungsi untuk mengurangi radiasi sekunder.
b. Bucky dapat pula dengan foto timer untuk pengontrol waktu expose secara otomatis.
c. Pada Meja pemeriksaan dilengkapi dengan alat-alat fiksasi agar objek yang difoto tidak bergerak, alatnya antara lain : bantal pasir, (sand bags), bantal spons, ikat pingan penekan dan klem kepala.
22. Cassette Film X-ray.
Kaset film sinar x adalah suatu wadah (container) berbentuk segi empat yang kedap cahaya yang berisi dua buah Intensifyng screen yang emungkinkan untuk dimasukkannya film rontgen diantara keduanya dengan mudah.
Bagian-bagian film rontgen terdiri dari :
a. Bakelit
b. IS (Intensifyng Screen)
c. Tempat meletakkan film rontgen
d. Lapisan timah hitam.
e. Per terbuat dari baja.
Tatacara perawatan cassette film Rontgen agar tidak cepat rusak :
a. Hindari kaset jatuh atau mengalami benturan
b. Hidari kaset dikenai/terkena bahan kimia, terutama pada bagian IS
c. Harus tetap kering & jangan ditempatkan bertumpuk dengan benda lain .
e. Tidak boleh dibiarkan terbuka
f. Periksa secara rutin untuk mengetahui bagian yang rusak, jaga agar film dan screen berhubungan rapat.
Kaset film sinar x adalah suatu wadah (container) berbentuk segi empat yang kedap cahaya yang berisi dua buah Intensifyng screen yang emungkinkan untuk dimasukkannya film rontgen diantara keduanya dengan mudah.
Bagian-bagian film rontgen terdiri dari :
a. Bakelit
b. IS (Intensifyng Screen)
c. Tempat meletakkan film rontgen
d. Lapisan timah hitam.
e. Per terbuat dari baja.
Tatacara perawatan cassette film Rontgen agar tidak cepat rusak :
a. Hindari kaset jatuh atau mengalami benturan
b. Hidari kaset dikenai/terkena bahan kimia, terutama pada bagian IS
c. Harus tetap kering & jangan ditempatkan bertumpuk dengan benda lain .
e. Tidak boleh dibiarkan terbuka
f. Periksa secara rutin untuk mengetahui bagian yang rusak, jaga agar film dan screen berhubungan rapat.
23. Intensifyng Screen.
Lembaran penguat atau IS (Intensifyng Screen) digunakan untuk meningkatkan ketajaman pada gambar pencitraan pada film rontgen
IS adalah alat yang terbuat dari kardus (cardboard) khusus yang mengandung lapisan tipis emsifosfor dengan bahan pengikat yang sesuai. Yang banyak dipergunakan adalah kalsium tungstat.
Bagian-bagian IS antara lain :
- Transparent Supercoat.
- Fluorescent Layer
- Reflecting Layer
- Plastic Support
Jenis IS ada bermacam-macam antara lain :
- Fast Screen
- Medium Screen (Par speed)
- Slow Screen.
Lembaran penguat atau IS (Intensifyng Screen) digunakan untuk meningkatkan ketajaman pada gambar pencitraan pada film rontgen
IS adalah alat yang terbuat dari kardus (cardboard) khusus yang mengandung lapisan tipis emsifosfor dengan bahan pengikat yang sesuai. Yang banyak dipergunakan adalah kalsium tungstat.
Bagian-bagian IS antara lain :
- Transparent Supercoat.
- Fluorescent Layer
- Reflecting Layer
- Plastic Support
Jenis IS ada bermacam-macam antara lain :
- Fast Screen
- Medium Screen (Par speed)
- Slow Screen.
Terdapat
pula jenis rare earth screen yang mampu
menghasilkan gambaran yang baik dengan dosis radiasi yang sangat sedikit.
Cara kerja IS :
Bila kristal Kalsium Tungstat terkena sinar x, maka terbentuklah sinar ultra violet yang dapat dilihat mata. Efek ini dinamakan pendar fluor (fluorescent). Pada umunya memendarkan warna biru violet dan ada juga yang green emitting (hijau). Intensifyng screen menambah efek sinar x pada film sehingga memperpendek masa penyinaran. Keburukan IS adalah partikel-partikel debu, bercak-bercak, goresan-goresan atau gangguan lainnya dapat menimbulkan artefak pada hasil film.
Cara kerja IS :
Bila kristal Kalsium Tungstat terkena sinar x, maka terbentuklah sinar ultra violet yang dapat dilihat mata. Efek ini dinamakan pendar fluor (fluorescent). Pada umunya memendarkan warna biru violet dan ada juga yang green emitting (hijau). Intensifyng screen menambah efek sinar x pada film sehingga memperpendek masa penyinaran. Keburukan IS adalah partikel-partikel debu, bercak-bercak, goresan-goresan atau gangguan lainnya dapat menimbulkan artefak pada hasil film.
Langganan:
Postingan (Atom)