Sabtu, 08 Februari 2014

OESOFAGOGRAFI

2.1 Pengertian Oesophagografi Oesofagografi adalah pemeriksaan radiografi esofagus dengan menggunakan bahan kontras media per oral biasanya barium sulfat dengan perbandingan 1:1 atau 1:2. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan single kontras (hanya barium sulfat) atau dengan double kontras (barium dan udara dimana pasien diberi kristal baking soda) untuk lebih meningkatkan kualitas gambar. 2.2 Tujuan Oesophagografi Untuk melihat anatomi dan fungsi dari pharing dan esofagus dalam traktus digestivus. 2.3 Anatomi Fisiologi Esofagus merupakan suatu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan garis tengah 2 cm. Terbentang dari hipofaring hingga kardia lambung. Esofagus terletak posterior terhadap jantung dan trakea, anterior terhadap vertebra dan berjalan melalui lubang pada diafragma tepat anterior terhadap aorta. Otot esofagus bagian sepertiga atas adalah otot rangka yang berhubungan erat dengan otot-otot faring sedangkan dua pertiga bawah adalah otot polos yang terdiri dari otot sirkuler dan otot longitudinal seperti yang terdapat pada organ saluran cerna yang lain. Berbeda dengan bagian saluran cerna yang lain, bagian luar esofagus tidak memiliki lapisan serosa ataupun selaput peritonium melainkan terdiri atas jaringan ikat jarang yang menghubungkan esofagus dengan struktur-struktur yang berdekatan. Esofagus mengalami penyempitan di tiga tempat yaitu setinggi cartilago cricoideus pada batas antara faring dan esofagus, rongga dada bagian tengah akibat tertekan lengkung aorta dan cabang bronkus utama kiri, serta pada hiatus esofagus diafragma. Pada kedua ujung esofagus terdapat otot sfingter. Krikofaringeus membentuk sfingter bagian atas yang terdiri dari serabut-serabut otot rangka. Sfingter esofagus bagian bawah, walaupun secara anatomis tidak nyata, bertindak sebagai sfingter dan berperan sebagai sawar terhadap refluks isi lambung ke dalam esofagus. Distribusi darah esofagus mengikuti pola segmental. Bagian atas disuplai oleh cabang-cabang a. thyroidea inferior dan a. subclavia. Bagian tengah disuplai oleh cabang-cabang segmental aorta dan a.bronkiales, sedangkan bagian subdiafragmatika disuplai oleh a.gastrika sinistra dan a. frenica inferior. Aliran darah vena juga melalui pola segmental. Vena-vena esofagus bagian leher mengalirkan darah ke v.azygos dan v. Hemiazygos sedangkan vena-vena esofagus bagian subdiafragmatika masuk ke dalam v.gastrica sinistra. Persarafan utama esofagus dilakukan oleh serabut-serabut simpatis dan parasimpatis dari sistim saraf otonom. Serabut saraf simpatis dibawa oleh n. vagus. Selain serabut saraf ekstrinsik, terdapat jala-jala serabut saraf intramural intrinsik di antara lapisan otot sirkuler dan longitudinal ( pleksus mienterikus Auerbach ) dan pleksus Meissner yang terletak pada submukosa esofagus. 2.4 Indikasi Pemeriksaan Berikut adalah indikasi-indikasi dalam pemeriksaan Oesofagografi : a) Disfalgia adalah kesulitan saat menelan. b) Akhalasia esofagus adalah kelainan neomuskular yang menyebabkan kegagalan gerak esofagus (penurunan pergerakan peristaltic 2/3 distal esofagus). c) Massa atau tumor di daerah esofagus. d) Varises esofagus yakni pelebaran pembuluh darah vena pada esofagus. e) Striktura esofagus atau penyempitan esofagus. f) Divertikula terbentuknya kantong-kantong kecil pada dinding esofagus yang mengarah ke bagian luar. g) Kecurigaan corpus alienum. 2.5 Prosedur Pemeriksaan o Pasien datang ke bagian radiologi dan mendaftarkan diri untuk memeriksa oesofagografi o Setelah dipanggil oleh petugas, pasien masuk ke ruangan pemeriksaan. o Setelah masuk ruangan pemeriksaan, petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan. o Pasien diberitahu beberapa instruksi yang nantinya harus dilakukan selama pemeriksaan berlangsung. o Sebelum diposisikan pasien diminta untuk berganti pakaian dengan baju pasien yang telah disediakan, dan bagi yang wanita diminta untuk melepaskan asesoris yang dapat mengganggu hasil gambaran, misalnya BH dan kalung. o Pasien diposisikan sesuai dengan posisi yang ditentukan oleh radiographer. o Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam proses menelan yang simetris, posisi pasien harus di tengah / simetris dan tidak ada pergerakan pada pasien selama pemeriksaan kecuali ada instruksi dari radiographer. o Radiografer menyiapkan suspensi kontras barium. o Pasien diminta untuk mengikuti aba-aba dari radiographer untuk memasukan/menelan kontras. o Perjalanan bahan kontras melewati pharing dan esophagus dilihat melalui monitor (Fluoroscopy) untuk menilai fungsi menelan. o Perhatikan adanya aspirasi, kelemahan, obstruksi, striktur atau kelambatan pengosongan, Jika didapatkan aspirasi yang signifikan, maka pemeriksaan harus dihentikan. o Prosedur dilakukan sampai selesai dan setelah selesai semua alat dan bahan dirapikan kembali. 2.6 Metode Pemeriksaan Oesophagografi adalah pemeriksaan raduografi esofagus dengan menggunakan bahan kontras. Umumnya menggunakan kontras tunggal : kontras media (+), tetapi dapat juga menggunakan kontras ganda : kontras media (+) dan (-). 1. Bahan kontras o Kontras (+) : Barium sulfat dengan perbandingan 1:1 atau 1:2 o Kontras (-) : Kristal-kristal karbon dioksida (menelan tablet yg bisa menimbulkan gas). Keuntungan memakai kontras ganda adalah dapat lebih jelas memperlihatkan dinding / mukosa esofagus. 2. Teknik Pemasukan Bahan Kontras a. Pasien diposisikan antara meja pemeriksaan yang diatur vertikal dengan layar flouroscopy. b. Siapkan barium sulfat dangan perbandingan 1:1 c. Kemudian berikan barium sulfat, instruksikan untuk menelan beberapa teguk, proses ini dikontrol dengan flouroscopy. d. Bila pasien tidak memungkinkan untuk diposisikan erect, dapat dilakukan dengan recumbent, posisi ini memungkinkan. e. Pengisian lumen esofagus lebih sempurna terutama bagian proximal. (Diperlukan pada klinis varises esophagus) 3. Proyeksi Pasien a. Proyeksi AP/PA o Tujuan : Melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus. o Alat-alat dan bahan :  Film 30 x 40 cm memanjang  Moving / Stationary Grid  Shielding : region pelvic  Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1  Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1 o Posisi Pasien : Supine. o Posisi Objek :  MSP pada pertengahan meja / kaset  Shoulder dan hip tidak ada rotasi  Tangan kanan memegang gelas barium  Tepi atas film 5 cm di atas shoulder o CR : Tegak lurus terhadap kaset o CP : Setinggi T5 atau T6 / 7,5 cm inferior jugular notch. o FFD : 100 cm o Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium  Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.  Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan. o Kriteria gambar :  Struktur : Oesophagus terisi barium.  Posisi : Tidak ada rotasi dari pasien (Sternoclavicular joint simetris).  Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.  Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus superimposed dengan th-vertebrae.  Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi. b. Proyeksi Lateral o Tujuan : Melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus. o Alat-alat dan Bahan :  Film 30 x 40 cm memanjang  Moving / Stationary Grid  Shielding : region pelvic  Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1  Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1 o Posisi Pasien : Lateral Recumbent / erect ( Lateral recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik). o Posisi Objek :  Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi, elbow flexi.  Mid coronal plane pada garis tengah meja / kaset.  Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.  Tangan kanan memegang gelas barium .  Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder. o CR : Tegak lurus terhadap kaset o CP : Pada pertengahan kaset setinggi T5 atau T6 / 7,5 cm inferior jugular notch. o FFD : 100 cm. o Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium.  Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose  Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan. o Kriteria gambar :  Struktur : Oesophagus terisi barium terlihat diantara C.Vertebral dan jantung.  True lateral ditunjukan dari superposisi kosta Posterior.  Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus  Oesophagus terisi media kontras.  Seluruh Oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.  Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.  Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi. c. Proyeksi RAO (Right Anterior Oblique) o Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus. o Alat-alat dan Bahan :  Film 30 x 40 cm memanjang  Moving / Stationary Grid  Shielding : region pelvic  Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1  Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1 o Posisi Pasien : Prone. o Posisi Objek :  Rotasi 35 – 40 derajat dari posisi prone dengan sisi kanan depan tubuh menempel meja / film.  Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan kepala pasien, memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.  Lutut kiri flexi untuk tumpuan.  Pertengahan thorax diatur pada posisi oblique pada pertengahan meja  Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder o CR : Tegak lurus terhadap kaset o CP : pada pertengahan kaset setinggi T5 atau T6. o FFD : 100 cm. o Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium.  Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.  Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan sedotan langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan. o Kriteria gambar :  Struktur : Oesophagus terisi barium terlihat diantara C.Vertebral dan jantung (RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan jantung dibandingkan LAO).  Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara C. Vert. & Jantung, jika oesophagus superimposed diatas spina, rotasi perlu ditambah.  Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus  Oesophagus terisi media kontras.  Seluruh Oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.  Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.  Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi. d. Proyeksi LAO (Left Anterior Oblique) o Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus. o Alat-alat dan Bahan :  Film 30 x 40 cm memanjang  Moving / Stationary Grid  Shielding : region pelvic.  Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1  Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1 o Posisi Pasien : Prone. o Posisi Objek :  Rotasi 35 – 40 derajat dari posisi PA dengan sisi kiri depan tubuh menempel meja / film.  Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan kepala pasien, memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.  Lutut kanan flexi untuk tumpuan.  Pertengahan thorax diatur pada posisi obliq pd pertengahan meja.  Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder o CR : Tegak lurus terhadap kaset. o CP : Pada pertengahan kaset setinggi T5 atau T6 / 7,5 cm inferior jugular notch. o FFD : 100 cm. o Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium  Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose  Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan sedotan langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan. o Kriteria gambar :  Struktur : Oesophagus terisi barium terlihat diantara sekitar hilus paru dan C.Vertebral  Posisi : Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus, esophagus terisi media kontras.  Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran.  Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras, menembus bayangan jantung.  Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi. 2.7 Persiapan Pasien Selama ingin dilakukan pemeriksaan oesofagografi, pasien tidak mempunyai persiapan-persiapan khusus. Pemeriksaan oesofagografi berbeda dengan pemeriksaan bahan kontras lainnya, bila pemeriksaan bahan kontras lain memerlukan persiapan-persiapan khusus, sedangkan untuk pemeriksaan oesofagografi tidak perlu melakukan persiapan-persiapan khusus seperti puasa. 2.8 Alat dan Bahan o Bahan kontras media o Pesawat konvensional atau fluoroscopy o Grid dan Film+kaset Radiografi o Gelas ukur o Sendok pengaduk o Sedotan (Straw) o Kain bersih atau tissue o Gelas berisi air

Tidak ada komentar:

Posting Komentar